Red Bobblehead Bunny

Selasa, 18 Juni 2013

FISIOLOGI HEWAN


HORMON DAN FUNGSINYA
Koordinasi pengendalian dan pengaturan aktivitas sel, jaringan, maupun organ tubuh pada hewan multiseluler merupakan fungsi yang sangat kompleks. Tugas ini dilaksanakan oleh sistem saraf dan sistem hormon, dimana keduanya bekerja saling menunjang. Sistem hormon bekerja lebih lambat, namun saling bekerja sama.
Istilah hormon awalnya dikemukakan oleh E.H Starling pada tahun 1905 yang dalam bahasa Greek berarti “memicu”.
Hormon
A.    Pengertian
Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan dalam jumlah sedikit oleh sel-sel khusus, yang disekresikan langsung ke dalam sistem peredaran darah dan di distribusikan ke bagian-bagian tubuh untuk memicu pengaruh-pengaruh biologis tertentu.
Secara umum hormon memiliki ciri-ciri :
1.      Dihasilkan dan disekresi ke darah oleh sel-sel endokrin dalam jumlah sedikit.
2.      Diangkut dan didistribusikan oleh darah menuju sel atau jaringan target.
3.      Berinteraksi dengan reseptor khusus yang terdapat dalam sel target.
4.      Dapat mempengaruhi aktivitas enzim-enzim tertentu.
5.      Dapat memberi pengaruh terhadap sel-sel target yang berlainan.
Kerja hormon dapat dikelompokan menjadi :
1.      Mengendalikan lingkungan internal dengan mengatur komposisi kimia dan volume.
2.      Memberikan tanggapan terhadap perubahan yang berasal dari lingkungan eksternal.
3.      Berperan dalam perkembangan dan pertumbuhan.
4.      Berperan dalam hal reproduksi.

B.     Klasifikasi atas dasar struktur
1.      Hormon peptida
Hormon ini dibangun oleh asam-asam amino, ada hormon yang hanya terdiri dari 3 asam amino seperti TRH (thyrotropin releasing hormone) ada juga yang mencapai 180 asam amino atau lebih GnRH (gonadotropin releasing hormone).
2.      Hormon steroid
Dihasilkan oleh jaringan steroidogenik dari adrenal atau gonad, bahan baku berasal dari koresterol.
3.      Prostaglandin
Merupakan hormon baru, dapat dijumpai di jaringan seluruh tubuh dan dapat mempengaruhi banyak aktivitas fisiologis. Prostaglandin yang disintesis asam lemak disebut asam arakidonat di dalam membran sel. Contoh kelompok Prostaglandin :ntromboksan, prostasiklin dan leukotrin.
4.      Pheromon
Pheromon dilepaskan oleh seekor hewan yang relatif spesifik memodifikasi prilaku si hewan penerima shingga mengikuti si pelepas pheromon tersebut.

C.     Klasifikasi atas dasar fungsi
Kita dapat membaginya menjadi, yaitu pengaruh :
1.      Kinetik, meliputi migrasi pigmen, kontraksi otot dan sekresi kelenjar.
2.      Metabolik, antara lain perubahan laju keseimbangan reaksi dan kadar zat yang terkandung dalam sel jaringan.
3.      Morfogenetik, berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan.
4.      Prilaku, pengaruh hormon terhadap fungsi saraf.

D.    Faktor-faktor yang mempengaruhi sekresi hormon
Ada dua faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor saraf dan faktor kimia. Beberapa kelenjar endokrin dipersarafi oleh sistem saraf otonom, sehingga aktivitas kelenjar endokrin tersebut dipengaruhi oleh impuls yang datang pada kelenjar itu, misalnya kelenjar adrenal bagian medula mendapat persararafan dari sraf simpatik.

E.     Pengendalian sekresi hormon
Pada umumnya sekresi hormon diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan adanya produksi hormon yang berlebih atau kurang. Pengaturan ini merupakan cara yang penting dalam tubuh untuk mempertahankan homeostatis. Salah satu pengendalian hormon adalah dengan mekanisme pengendalian “umpan balik”. Dalam kaitan ini kita kemukakan :
Informasi kadar hormon dan pengaruhnya diberitahukan kembali  ke kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon bersangkutan, sehingga kelenjar penghasil hormon tersebut akan mengadakan penyesuaian terhadap keadaan yang baru tersebut. Pada salah satu macam sistem umpan balik pengaruh sekresi hormon tidak melibatkan langsung sistem saraf, misalnya jumlah kalsium diatur oleh hormon parathormon yang dihasilkan oleh kelenjar paratiroid dan hormon kalsitonin yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Bila jumlah kalsium darah menurun, hal ini akan menimbulkan rangsangan terhadap kelenjar paratiroid untuk memperbanyak sekresi parathormon.

F.      Mekanisme kerja hormon
Hormon dapat merangsang aktivitas sel . hormon sebagai “first messenger” akan berinteraksi dengan reseptor yang akan meningkatkan produksi “second messenger” yang secara langsung lebih bertanggung jawab terhadap aktivitas sel. Sesuai dengan jenis suatu hormon, kedudukan reseptor dapat berada pada membran sel, sistol atau bahkan pada gen di dalam inti.

Neuroendokrin dan hormon-hormon hipofise
A.    Neuroendokrin
Sistem hormonal berkaitan erat dengan sistem saraf, hal ini terlihat pada kelenjar-kelenjar endokrin yang secara struktural dibangun oleh sel-sel saraf. Jadi meskipun secara fungsional sel-sel kelenjar endokrinini mensekresi hormon, namun pada awalnya merupakan derivat dari sistem saraf.
 Sel sel saraf yang menghasilkan hormon dan mensekresinya ke dalam darah digolongkan sebagai sel-sel neurosekresi. Sel neurosekresi merupakan sel saraf yang berfungsi sebagai sel endokrin.
B.     Hipofise
Merupakan kelenjar endokrin yang mampu mensekresi berbagai macam hormon yang mengatur bermacam-macam kegiatan kelenjar endokrin lain maupun aktivitas tubuh, karena itu disebut “master gland”. Berdasarkan struktur dan fungsinya hipofise dibagi menjadi 2 yaitu : lobus anterior dan lobus posterior. Diantara bagian kedua ini terdapat daerah yang tidak mengandung pembuluh darah yang disebut pers intermedian.
1.      Lobus interior
Disebut juga adenohipofise, yang ensekresi hormon-hormon berikut :
a.       Hormon pertumbuhan
b.      Hormon prolaktin, merangsang kelenjar susu untuk memproduksi susu.
c.       Hormon tirotropik, merangsang kelenjar tiroid.
d.      Follicle stimulating hormone (FSH) merangsang pertumbuhan folikel telur pada betina, atau sel leydig pada hewan jantan untuk menghasilkan testosteron.
e.       Luteinizing hormone (LH) merangsang ovulasi folikel graff
f.       Adrenocorticotropic hormone (ACTH) merangsang kelenjar adrenal bagian korteks.
2.      Hipofise pars intermedia
Menghasilkan hormon melanocyte stimulating hormone (MSH) atau intermedin. Hormon ini berperan dalam mengatur perubahan warna atau pigmen kulit, bila hormon ini kurang maka kulit tampak pucat, namun bila berlebih warna kulit tampak lebih gelap (hitam).
3.      Lobus posterior
Disebut juga dengan nama neurohipofise. Dibangun oleh sel-sel serupa neuroglia yang disebut pituisit, disini banyak bermuara akhiran-akhiran akson dengan badan sel terletak di hipotalamus yang disebut nukleus supraoptik dan nukleus paraventrikular. Badan badan sel paraventrikular menghasilkan hormon oksitosin. Sedangkan badan-badan sel supraoptik menghasilkan hormon antidiuretic hormone (ADH), atau disebut juga vasopresin atau pitresin.
Faktor yang mempengaruhi sekresi hormon vasopresin, yaitu:
-          Pendarahan
-          Trauma dalam tubuh, rasa nyeri, rasa cemas.

Hormon-hormon yang buka produksi hipofisa
A.    Kelenjar tiroid
Terdapat pada semua hewan vertebrata. Kelenjar ini terdiri atas folikel-folikel dengan ukuran sel yang dapat berubah tergantung dari aktivitas dan jumlah koloid yang yang terdapat dalam lumen folikel. Hormon yang aktif terdiri atas: tetraiodotironin atau tiroksin dan triiodotironin, sedangkan monoiodotirosin dan diiodotirosin adalah hormon-hormon yang belum aktif dan merupakan bahan dari tetra dan triiodotirotin.
B.     Kelenjar paratiroid
Terbenam pada permukaan kelenjar tiroid, pada manusia letaknya dibelakang kelenjar tiroid.
C.     Kelenjar pankreas
Merupakan kelenjar campuran endokrin dan eksokrin, sebagai kelenjar eksokrin pankreas menghasilkan enzim-enzim, sedangkan sebagai kelenjar endokrin pankreas menghasilkan hormon.
D.    Kelenjar adrenal
Terdapat sepasang melekat disebelah anterior dari ginjal, terdiri atas bagian korteks dan medula.
E.     Androgen steroid
Terdiri atas testosteron dan dehidroepiandrosteron. Hormon-hormon ini berperan dalam proses pemasakan dan perkembangan sel-sel kelamin jantan dan prilaku seksual.
F.      Estrogen steroid
Dihasilkan oleh hewan betina, terdiri atas: estradiol, pregnenolon dan progesteron.
G.    Kelenjar adrenal bagian medula
Bentuk medula disebut juga jaringan kromatin yang berasal dari “neural crest” seperti halnya ganglion-ganglion spinal yang berada di luar jaringan
H.    Kelenjar gonad
Seperti halnya kelenjar pankreas, merupakan kelenjar campuran. Sebagai kelenjar eksokrin gonad mensekresi sel-sel spermatozoa pada hewan jantan atau ovum pada hewan betina.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar